Saturday 26 January 2013

Amalan yang Allah Cinta







‎-Salam Zohor-

Amalan Yang Allah Cinta ♥

1. Ar RifQu
Aisyah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah swt menyukai sifat lemah lembut dalam setiap urusan.” (HR Bukhori, Muslim, dan Ahmad)
ArRifqu bermakna lemah lembut, wajah ceria, dan lapang dada.
Seorang pria Badui masuk masjid Nabawi, dan saat ituNabi saw sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya, tiba-tiba pria tersebut mendatangi salah satu sudut masjid dan kencing. Serentak kaum muslimin berdiri untuk memukulinya, tetapi Nabi saw bersabda dengan penuh kelembutan, ” Biarkanlah dia, siramlah kencingnya dengan seember air. Sesungguhnya aku diutus untuk memudahkan dan tidak untuk menyulitkan.” (HR Bukhari)
Lihatlah betapa luas kelembutan yang da pada diri Nabi saw. Perhatikanlah kebesaran hati dan sifat pemaaf beliau.
Pernah Rasulullah saw memasuki shalatnya, yang kemudian diikiuti banyak makmum. Tiba-tiba beliau mendengar tangisan anak kecil dari salah seorang makmum wanitanya, maka beliau pun segera meringankan shalatnya. Setelah selesai shalat beliau saw bersabda : “Ketika sedang berdiri dalam shalat, aku ingin memanjangkannya, aku mendengar tangis seorang bayi, maka aku persingkat karena aku tidak ingin membuat ibunya gelisah.” (HR Bukhori dan Muslim)
2. Ith'amun
Di antara sifat yang dicintai Allah dan diridhoiNya adalah memberi makan.
Nabi Muhammad saw bersabda, “atau engkau menghilangkar rasa lapar darinya.”
Orang-orang Salaf telah memiliki sifat mulia ini, karena tahu bahwa pelakunya akan mendapatkan balasan pahala besar.
Allah swt. berfirman :
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.” (Al Insan : 8)
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk keridhoan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (Al Insan : 9)
“Sesungguhnya kami takut akan (azab) Rabb kami pada satu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan ….” (Al Insan: 10)
“Maka Allah memelihara mereka dari kesusahanhari itu, dan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.” (Al Insan : 11)
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk keridhoan Allah …” Ibnu Abbas berkata, “Begitulah niat mereka di dunia ketika mereka memberi makanan.”

3.Menghilangkan Kesulitan Orang Lain
Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Barang siapa menghilangkan suatu kesulita dunia dari seorang muslim, Allah akan menghilangkan darinya kesulitan di akherat, dansiapa yang menutupi (aib) saudaranya yang muslim di dunia, maka Allah akan menutupinya (aib) di dunia dan akherat. Allah akan menolong seseorang selama ia menolong orang lain.” (HR Bukhori dan Muslim)

4.Memasukkan Rasa Gembira pada Muslim Yang Lain

Ibnu Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : “Amal ibadah yang paling dicintai Allah ‘Azza wa jalla adalah engkau memasukkan rasa gembira kepada orang muslim atau menghilangkan kesulitan darinya, atau engkau membayarkan hutangnya, atau engkau mengusir rasa lapar darinya.” (HR At Thabrani)
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad saw bersabda : “Barangsiapa menghilangkan kesulitan dari seorang mukmin dari kesulitan-kesulitan dunia, maka Allah akan menghilangkan darinya kesulitan dari kesulitan-kesulitan pada hari kiamat. Allah akan selalu menolong seseorang selama ia menolong orang lain.” (HR Muslim, Ahmad, dan At Tirmidzi)
Imam Muhammad bin Ishak rahimahullah telah meriwayatkan bahwa orang orang Madinah ada yang hidup selalu mendapatkan bantuan, tetapi mereka tidak tahu dari mana bantuan tersebut dan siapa yang memberikannya. Tatkala Zainal Abidin bin Husain rahimahullah meninggal dunia, mereka baru merasakannya, mereka baru tahu bahwa ternyata dialah orangnya yang dahulu selalu mendatangi mereka di waktu malam dengan membawa bantuan yang diberikannya kepada mereka. Mereka juga menyebutkan, ketika memandikannya mereka menemukan pada punggungnya dan pundaknya bekas-bekas membawa karung ke rumah-rumah para janda, anak-anak yatim, dan kaum miskin.
Abu Said Al Khudzri r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda “Perbuatan ma’ruf dapat mencegah mati secara buruk.” (HR Ibnu AbidDunya)
Sifat “Itsar” (Mengutamakan Orang Lain) dan “Muwasah” (Menghibur Orang Lain)
Allah swt telah memerintahkan kita agar kita memegang teguh kedua sifat mulia ini, ketika Dia memuji kaum Anshar dalam firmanNya :
“Dan, mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan).” (Al Hasyr : 9)
Ibnu Umar r.a. berkata, “Aku pernah memberikan hadiah kepala kambing kepada salah seorang sahabat Rasulullah saw, tetapi ia berkata, “Ada orang lain yang lebih membutuhkan daripada saya.” Lalu, dia pun mengirimkannya kepada orang tersebut, lalu orang kedua itu mengirimkannya kepada orang ketiga ayng menurutnya lebih membuthkan daripada dirinya. Begitulah seterusnya. Setiap orang yang dikiriminya, karena dianggap lebih butuh mengirimnya (memberikannya) kepada orang lain hingga kepala kambing tersebut kembali ke orang pertama, setelah ia berpindah-pindah melalui tujuh orang.”
Di antara keajaiban itsar adalah apa yang diriwayatkan oleh Adawi ketika ia bertutur, “Aku pergi sambil membawa air untuk anak pamanku pada saat terjadinya perang Yarmuk. Aku berkata dalam hatiku, “Jika ia haus, aku akan memberinya air.” Lalu aku menemukannya, aku berkata, “Aku akan memberimu air minum.” Ketika ia mengisyaratkan bahwa ia mau, tiba-tiba ada orang lain yang sedang mengaduh, “Aduh, aduh”. Sepupukuk itu mengisyaratkan kepadaku dengan kepalanya agar aku segera pergi ke orang tersebut. Ternyata ia adalah Hisyam bin Ash. Aku berkata, “Aku akan memberimu minum.” Ia memberikan isyarat “Ya”. Lalu, ia mendengar ada orang lain yang sedang mengaduh-aduh. Hisyam pun mengisyaratkan kepadaku agar aku pergi kepadanya. Ternyata orang tersebut telah meninggal dunia. Maka aku segera menemui Hisyam, dan ternyata ia telah meninggal dunia. Lantas aku mendatangi anak pamanku, dan ternyata ia juga telah meninggal dunia. Tidak satupun yang sempat minum airku karena sikap itsar mereka kepada orang lain.”
Contoh lain. Al Hikam dalam kitab al Mustadrak dan Abu Nu’aim dalam kitab Auliya meriwayatkan bahwa Muawiyah bin Abu Sufyan r.a. mengirimkan 80.000 (delapan puluh ribu) dirham kepada Aisyah r.a. yang saat itu sedang berpuasa, denga berpakaian lusuh. Saat itu juga hadiah tersebut dibagikan kepada kaum fakir miskin sehingga tidak tersisa sedikitpun. Pembantu Aisyah berkata kepadanya, “Wahai Ummul Mukminin, mengapa engkau tidak menyisakan satu dirham sehingga engkau mampu membeli daging untuk berbuka nanti? Jawab ‘Aisyah r.a., “Wahai putriku, jika engkau mengingatkanku tadi, tentu aku melakukannya. Janganlah engkau marah padaku.”
Perhatikanlah, bagaimana ‘Aisyah sampai melupakan dirinya sendiri sehingga tidak menyisakan satu dirham pun. Hal itu terjadi karena perhatiannya yang penuh kepada fakir miskin, para janda, dan orang-orang yang lain. Dia ingin menggembirakan hati orang lain dan tahu bahwa jalan ke arah sana adalah dengan melakukan itsar dan muwasah.

5.Mendoakan Kaum Muslimin dan Muslimah, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.
Abu Darda r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda : “Doa orang muslim untuk saudaranya yang telah tiada, akan dikabulkan. Di kepalanya terdapat malaikat mewakili, selagi mendoakan kebaikan untuk saudaranya. Malaikat tersebut akan mengatakan “Amin” dan engkau akan mendapakan hal serupa.” (HR Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majjah)
Seorang sahabat yang mulia, Imran bin Husain, mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda : “Doa seorang untuk saudaranya yang telah tiada, tidak akan ditolak.” (HR al Bazaar)

6.Memberikan Shadaqah dan Mengerjakan Kebaikan
Dulu, kaum salafus saleh berkata, “ Orang yang hidup untuk dirinya sendiri tidak layak untuk dilahirkan.”
Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya seorang wanita pelacur melihat seekor anjing sedang mengelilingi sebuah sumur pada suatu hari yang terik. Anjing itu menjulurkan lidahnya karena kehausan, maka dibukanya botnya, lalu wanita tersebut diampuni dosa-dosanya.” (HR Muslim)
Rasulullah saw telah memudahkan urusan sedekah ini kepada kita dengan sabda beliau : “Hendaklah salah seorang dari kamu menyelamaykan wajahnya dari api meskipun hanya denga (melakukan sedekah sebesar) separo kurma, yakni setengah biji kurma.” (HR Ahmad)
“Jagalah dirimu dari api nereka, meskipun dengan separo biji kurma. Jika tidak menemukannya, maka (bersedekahlah) dengan tutur kata yang baik.” (HR Bukhori, Muslin, Nasa’i, dan Darami)
Pada suatu hari Rasulullah saw duduk-duduk bersama para sahabatnya dan berkata, “Siapa di antara kalian yang puasa hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya”. Tanya Nabi saw lagi, “Siapa di antara kalian yang yang menjenguk orang sakit hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya”. Rasulullah saw bertanya : “Siapa di antara kalian yang hari ini mengiringi jenazah?” Jawab Abu Bakar, “Saya”. Lalu Rasulullah saw bersabda : “Semua (perkara) itu tidak berkumpul pada diri seseorang melainkan ia akan masuk surga.” (HR Muslim)

7.Mengunjungi saudaranya (Kaum Muslimin)/bersilaturrahmi
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda : “Ada seorang laki-laki mengunjungi saudaranya yang tinggal di sebuah dusun, maka Allah Ta’ala mengirim satu malaikat untuk mengikutinya dalam perjalanan. Setelah bertemu dengan orang itu, ia bertanya: “Hendak ke mana Anda?” Orang itu menjawab, “Hendak mengunjungi saudaraku.” Malaikat itu bertanya, “Apakah berkunjung ini karena Anda berhutang budi kepadanya?” Jawab orang itu, “Tidak, tetapi aku mencinta dia semata-mata karena Allah Ta’ala.” Kata malaikat, “Sesungguhnya aku (malaikat) diutus Allah Ta’ala menemui Anda, untuk menyampaikan bahwa Allah mencintai Anda karena Anda mencintai saudaramu karen Allah semata.” (HR Muslim, Ahmad, dan Bukhori)

8. Berbakti pada Kedua Orang Tua
“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al Isra (17):23)
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al Isro (17):24)
Dalam praktik berbakti kepada kedua orang tua, Abu Hurairah r.a. pernah melihat seorang pria berjalan di belakang pria lain. Lalu, Abu Hurairah berkata, “Siapa pria ini?” Jawabnya, “Ia ayahku.” Abu Hurairah berkata, “Engkau jangan memanggilnya dengan menyebut namanya, janganlah duduk mendahuluinya, dan janganlah berjalan di depannya.”
Itu adalah sebagian contoh bagaimana harus berakhlaq baik terhadap orang tua.
“Dan, Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (Al Isro’ : 23)
“Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang ibu-bapakmu, hanya kepadaKu-lah kembalimu.” (QS Luqman : 14)
“Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kam kepada Rasul(Nya).” (Al Maidah : 92)
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat.” (Al Baqarah : 43)
Abdullah bin Amar r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda : “Ridha Allah berada pada ridha orang tua, dan murka Allah berada pada murka orang tua.” (HR Tirmidzi dan Al Hakim)

11. Shalat pada Waktunya
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata : “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw. Amal apakah yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla? Jawab beliau : “Shalat di awal waktu, berbakti kepada kedua orang tua, jihad di jalan Allah.” (HR Bukhori dan Muslim)
Barang siapa mendirikan shalat pada waktunya berarti dia telah menegakkan agamanya, dan barang siapa meninggalkan shalat, berarti dia telah menghancurkan agamanya. Janganlah menyia-nyiakan shalat.
Alah berfirman : “Maka, datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS Maryam : 59)
Umar bin Abdul Aziz r.a. bertutur, “Maksud mereka menyia-nyiakan waktu shalat bukanlah meninggalkan shalat, tetapi mereka telah menyia-nyiakan waktu shalat.”
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al Munafiqun : 9)
“Apakah yang memasukkan kamu ke Saqar (neraka)? Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mngerjakan shalat. Dan, kami tidak (pula) memberi makan orang miskin. Dan, adalah kami membicarakan yang bathil, bersama orang-orang yang membicarakannya. Dan, adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian.” Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberi syafaat.” (Al Mudatstsir : 42-48)

12. Kontinyu Dalam Beramal
Dari Aisyah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda : “Amal ibadah yang paling dicintai Allah adalah yang selalu kontinu (terus-menerus dilakukan) meskipun sedikit.”
“Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” (Al Hajj : 78)
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (Al Baqarah : 185)
Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah, seorang sekali-kali tidak akan berlebih-lebihan dalam beragama kecuali ia sendiri terkalahkan, maka luruslah (seimbanglah dalam beragama), sederhanalah kalian, berilah kabar gembira, dan mintalah tolong, pagi, siang, dan menjelang petang.” (HR Bukhori, An NAsa’i, dan Ahmad)
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan ALlah kepadamu (kebahagiaan) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” (Al Qashash : 77)
Anas bin Malik ra. berkata, “Tiga orang pria mendatangi rumah para istri Rasulullah saw untuk menanyakan tentang ibadah Nabi Muhammad saw. Ketika mereka diberitahu, sepertinya mereka menganggap ibadah mereka (terlalu) sedikit, lalu mereka berkata, “di mana letak (kesamaan) kita dengan Nabi, padahal beliau orang yang telah diampuni segala dosanya, baik yang telah lewat atau yang akan datang.” Lalu salah seorang dari mereka berkata, “Aku akan melakukan shalat malam selamanya.” Yang lainnya berkata, “Adapun aku akan berpuasa setiap hari, tidak akan berbuka.” Sedangkan yang ke tiga bertutur , “Aku akan meninggalkan wanita, aku tidak akan mengawini wanita selamanya.” Lalu Rasulullah saw datang dan berkata : “Kaliankan orangnya yang mengatakan ini dan itu? Demi Allah, aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertaqwa kepadaNya, tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat dan tidur, aku juga menikah dengan para wanita. Barangsiapa tidak suka kepada sunnahku, maka ia bukan golonganku.” (HR Bukhori dan Muslim)
Aisyah r.a. bercerita, “Rasulullah saw mempunyai sebuah tikar. Beliau melipatnya di kala malam hari untuk digunakan shalat, sedangkan orang-orang ikut shalat dengan shalat beliau, dan beliau pun menggelar tikar tersebut pada siang hari. Pada suatu malam, orang-orang berkumpul, lalu beliau bersabda : “Wahai manusia, kerjakanlah amal ibadah yang mampu kalian kerjakan saja. Sesungguhnya Alah tidak akan bosan sebelum kalian sendiri yang bosan. Sesungguhnya amal ibadah yang paling dicinai Allah adalah yang dikerjakan secara terus-menerus meskipun sedikit.”

13.Dzikrullah
“Amal yang paling dicintai Allah swt adalah engkau mati dalam keadaan lidahmu basah dengan dzikrullah.” (HR Ibnu Hibban dan Ibnu Sunni)
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang … ” (Ar Ra’d : 28)
“Hendaklah kalian bertasbih, bertahlil, bertaqdis (menyucikan ALlah), dan hitunglah dengan ujung jari-jemarimu, karena ujung jari-jarimu itu akan ditanya pada hari kiamat, akan berbicara, dan janganlah lalai, karena nanti kalian akan lupa terhadap jalan meraih rahmat.” (HR AT Tirmidzi, Abu Daud, dan Ahmad)

14.Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyurh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imron : 104)
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.” (Ali Imron : 110)

“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (An Nisa’: 1)
Wahai manusia, sebarkanlah salam, berilah (bantuan) makan, lakukan silaturrahmi, dan shalatlah di malam hari pada saat orang-orang tidur, maka kalian akan masuk surga dengan selamat.
“Barangsiapa ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah melakukan silaturrahmi.” (HR Bukhori, Muslim, dan Abu Daud)
Silaturrahmi adalah akhlaq yang baik, dan bertetangga dengan baik akan memakmurkan rumah dan akan menambah umur.” (HR Ahmad)
“Sesungguhnya di antara kebajikan yang paling baik adalah seseorang melakukan silaturrahmi kepada orang kesayangan kedua orang tuanya setelah mereka meninggal dunia.” (HR Bukhori, Muslim, ABu Daud, Ibnu Hibban, dan Tirmidzi)

~Salam Hadrah~

No comments:

Post a Comment